Oleh: Ayuni Maulidia (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat)
Kenapa malam minggu tahun baru?
365 hari di tahun 2022 telah usai, maka akan kita lewati kembali 365 hari di tahun 2023 yang tidak terlepas dari semua kegiatan yang menguras tenaga, pikiranyang akan menjadikan kita mahkluk Allah SWT yang senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah beliau tentukan. Momentum perayaan akhir tahun baru 2022 jatuh pada hari yang selalu pemuda pemudi nantikan yaitu Malam Minggu.
Perayaan tahun baru biasanya diperingati dengan pesta besar dengan serangkaian acara khusus yang dilakukan berbagai pihak. Acara spektakuler dengan pesta kembang api di berbagai pelosok negeri biasanya disiapkan secara khusus untuk menandai tenggelamnya tahun 2022 dan datangnya tahun baru 2023.
Pantai, kawasan wisata, dan tempat hiburan biasanya dijadikan titik kumpul masyarakat merayakan detik-detik pergantian tahun baru. Dana yang telah dikumpulkan dan dihabiskan sekedar untuk menyambut malam tahun baru itu.
Pertanyaan pun timbul mengapa dalam memperingati tahun baru harus merayakan dengan acara yang spektakuler yang khusus dan menghabiskan dana yang begitu banyak? Bahkan telah direncakan satu minggu sebelum pergantian tahun?
Mengapa pergantian tahun dijadikan fase untuk masa kini dan masa depan? Bukankah setiap harinya kita melakukan kegiatan itu tanpa hentinya, hari ini sesuatu yang harus kita pikirkan, hari kemarin sesuatu yang harus kita ambil pelajaran, dan hari esok sesuatu yang harus kita nantikan.
Dashyatnya akhir tahun 2022 Pemerintah Provinsi SUMBAR Dinas Pemuda dan Olahraga mengumumkan penutupan kawasan Gor Haji Agus Salim. Ditutup mulai hari Sabtu (31/12/2022) hingga Minggu (1/1/2023) hal tersebut tertera pada pengumuman Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi SUMBAR nomor: 426/XII/6263/Dispora-PO/2022 yang ditanda tangani pada tanggal 28 Desember 2022.
Tahun kekinian malam minggu nampaknya perayaan tahun baru telah bergeser dan memulai untuk mengembalikkan bahwasanya pergantian tahun baru bukan untuk perayaan besar yang spektakuler, tapi perlunya kita untuk muhasabbah diri memperbaiki diri dari tahun sebelumnya ke tahun yang akan datang dan jadikan tahunya sebelumnya pelajaran yang sangat berharga untuk pegangan kita di tahun akan datang agar terjadinya perubahan tehadap diri kita yang akan menjadi lebih baik.
Momentum muhasabbah diri yang telah melalui 365 hari di tahun 2022 tidak ada yang tidak memiliki kesalahan dan kekhilafan, itu pasti, tetapi mudah-mudahan dengan kita mengawali tahun 2023 dengan 365 harinya mengucap istighfar Allah SWT telah memafkan kita semua. Kita diingatkan kembali untuk selalu intropeksi diri. Jika di tahun 2022 kemarin kita kurang beribadah dan tahajud maka tahun 2023 harus kita tingkatkan, karena ini ialah bukti ikhtiar kita kepada Allah SWT dalam menyambut tahun 2023 semoga pencapaian kita di tahun 2022 jauh lebih baik lagi di tahun 2023. Mari tingkatkan pola pikir kita dengan Optimis bukan Pesimis.
Di malam akhir tahun 2022 ini banyak orang yang merayakan dengan muhasabbah diri mereka masing-masing tidak begitu banyak yang merayakan dengan pesta ataupun dengan bakar-bakar mungkin 65% merayakan dengan muhasabbah diri. Tidak dapat dipungkiri 35% masih merayakkan perkumpulan dengan teman-teman dan merayakan dengan pesta karena kita mengetahui setiap pergantian tahun seperti itulah, tetapi masih dapat kita syukuri karena 65% dari mereka dapat memperbaiki dirinya bahkan telah didukung oleh Pemerintah Provinsi SUMBAR Dinas Pemuda dan Olahraga penutupan Gor Agus Salim agar tidak adanya perkumpulan disana.
Dibuktikan bahwasanya malam minggu bukan untuk merayakan hari libur ataupun pergantian tahun tapi malam minggu proses untuk kita muhasabbah diri, intropeksi diri, upgrade diri, upgrade pola pikir, buat planning untuk diri kita agar setiap harinya menajadi makhluk Allah SWT yang bermanfaat. 365 hari lamanya kita untuk berproses dalam membentuk diri kita agar menjadi apa dan bermanfaat atau tidak itu kitalah yang menentukan, maka manfaatkanlah 365 hari di tahun 2023 saat ini dengan sebaik-baiknya, belajarlah, berproseslah dengan baik.
Jangan nyerah, jangan pasrah dengan kondisimu, kenapa? Dalam diri manusia itu ada jutaan potensi, hanya kita saja lagi yang ingin menampilkan yang mana, ingin menampilkan kamu orang yang putus asa bisa, ingin menampilkan yang kamu orang yang optimis bisa juga, jadi kamu ingin menjadi apa bisa dan itu sangat memungkinkan. Teringat katanya Gusdur “Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.”
Selamat memulai tahun baru dengan optimis, terus berkarya dan terus bertumbuh menjadi lebih baik.