Parit Malintang --- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki perhatian serius terhadap upaya peningkatan kapasitas bagi masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana, salah satunya melalui program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dengan bantuan World Bank.
Salah satu program yang akan dijalankan melalui IDRIP adalah Desa Tangguh Bencana (Destana). Destana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segala dampak dari bencana yang merugikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi saat memberi sambutan pada kegiatan Pengukuhan Nasional Masyarakat Siaga Tsunami Nagari Tapakih Kabupaten Padang Pariaman bertempat di Hall IKK Parit Malintang pada Selasa, (07/03).
Lebih lanjut Prasinta Dewi menjelaskan, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesai (IRBI) tahun 2022, Provinsi Sumatera Barat memiliki kelas risiko bencana tinggi dengan nilai 144,39. Sedangkan Kabupaten Padang Pariaman berada pada kelas indeks risiko tinggi dengan nilai 156,73.
"Untuk Provinsi Sumatera Barat, program IDRIP akan diterina oleh 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman mencakup 6 Nagari yaitu Nagari Manggopoh Palak Gadang, Nagari Ketaping, Nagari Malai V Suku, Nagari Pilubang, Nagari Ulakan, dan Nagari Kuranji Hilir," jelasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi mengungkapkan hal senada. Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang memiliki potensi gempa bumi dan stunami. Hal ini dikarenakan letak pantai bagian barat berhadapan langsung dengan zona sumber gempa bumi megathrust. Berdasarkan hal tersebut Padang Pariaman patut menjadi perhatian dalam penyiapan mitigasi gempa dan stunami.
"Kita mengapresiasi peran dari Pimpinan Kabupaten Padang Pariaman bersama BBPD yang terus mendorong upaya kesiapsiagaan salah satunya dengan mewujudkan masyarakat siaga stunami untuk Nagri Tapakih," tuturnya.
Di kesempatan yang sama Suko Prayitno Adi juga mengukuhkan secara Nasional masyarakat siaga stunami untuk nagari Tapakih sebagai Pilot project bagi nagari lainnya di Kabupaten Padang Pariaman.
"Mari kita jadikan gotong royong, semangat kekeluargaan dan jiwa kerelawanan sebagai modal dasar dalam upaya penanggulangan bencana,"harapnya.
Wakil Bupati Padang Pariaman Rahmang menyambut baik keseluruhan program tersebut. Ia juga menyebutkan, kehadiran Deputi Kebencanaan BNPB dan Deputi Bidang Geofisika BMKG semoga bisa menjadi berkah bagi Kabupaten Padang Pariaman terkait dengan kesiapsiagaan mayarakat dalam menghadapi bencana.
Lebih lanjut Rahmang menerangkan, berkaca dari peristiwa gempa bumi yang melanda Padang Pariaman dan sekitarnya pada 2009 lalu, Pemerintah Padang Pariaman semakin antuasias dalam membangun mitigasi kebencanaan.
"Dalam rangka membangun mitigasi bencana tsunami bersama BMKG dibentuklah Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunamy Ready Community/TRC). Kemudian pada 2022 lahu telah dibentuk TRC di Nagari Tapakih. Tahun 2023 ini akan di bangun di 13 nagari lainnya," sebut Rahmang.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Padang Pariaman Budi Mulya dalam laporannya mengungkapkan, penanganan bencana harus dilakukan secara berkesinambungan. Tim TRC yang melibatkan masyarakat diharapkan dapat menambah kewaspadaan masyarakat terhadap kemungkinan yang bisa terjadi akibat bencana.
"Terima kasih kepada Bapak Ibu Deputi yang telah membawa program ini sampai ke Kabupaten Padang Pariaman. Semoga program ini dapat berlanjut dengan program lainnya dalam upaya mencerdaskan masyarakat dan siaga terhaap bencana," tuturnya.