Sitinjausumbarnews.com -Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dilantik jangan sampai memiliki sikap apatisme terhadap dinamika organisasi, kehidupan mahasiswa dan kampus. Selain itu, jangan pula hanya memikirkan kepentingan sendiri.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pengurus Cabang
PMII Kota Pariaman Afrinaldi, Minggu saat melantik Pengurus Komisariat (PK) PMII
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin (STIT SB) Pariaman, Minggu (28/5/2023)
di aula kampus STIT SB, Kampung Baru, Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman.
Menurut Afrinaldi, sifat apatisme terhadap
organiasi akan menentukan perkembangan organisasi. Mereka yang dilantik dan
bersikap apatisme tentu sangat merugikan organisasi. Bahkan bisa menimbulkan kehancuran
organisasi itu sendiri.
“Pengurus PMII yang sudah dilantik dalam mengurus
organisasi jangan merendahkan pengurus
lain. Jaga tupoksi masing-masing pengurus. Sehingga organisasi bisa berjalan
dengan baik dan memberikan manfaatkan kepada pengurus serta anggotanya,” kata
Afrinaldi mengingatkan.
Turut memberikan sambutan Wakil Ketua PWNU
Sumatera Barat Armaidi dan Ketua PK PMII STIT SB Khovivah Indah Patmazain.
Usai pelantikan PK STIT SB, dilanjutkan dengan
dialog publik Sosialisasi Pendidikan Pemilih
dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kota Pariaman. Sosialisasi dibuka Ketua KPU Ketua KPU Kota Pariaman Aisyah
dihadiri Divisi
Divisi Hukum dan Pengawasan Syufli, SH. Sedangkan narasumber Divisi Teknis
Penyelenggaraan KPU Doni Kardinal dan Ketua Netfid Sumbar Rizka Adila.
Aisyah pada pembukaan Sosialisasi Pendidikan
Pemilih menjelaskan tahapan pelaksanaan pemilu. Suksesnya pelaksanaan pemilihan umum tahun 2024 tidak bisa sepenuhnya ditentukan oleh KPU. Namun peran
aktif masyarakat, stakeholder dan mahasiswa juga menentukan suksesnya pelaksanaan
Pemilu tersebut.
Tingkat partisipasi pemilih menentukan sukses Pemilu.
Pada pemilu 2019, partisipasi pemilih di Kota Pariaman mencapai 82 persen. Diharapkan
bisa naik pada Pemilu 2024 mendatang.
“PMII sebagai organisasi kemahasiswaan juga ikut
mensosialisasikan pemilu. Jadi mahasiwsa bisa menjadi agen dari KPU untuk mensukseskan
pemilu. Sehingga betapa pentingnya sosialisasi ini diselenggarakan,” kata Aisyah.(*)