Jakarta, Sitinjausumbarnews.com - Bedah buku Kembara Penyair Ikhtisas (KIP) membawa nilai-nilai positif secara makro terhadap perkembangan sastra, baik masalah lembaga-lembaga sastra, para penulis maupun media sastra. Diharapkan kegiatan ini menjadi satu simbol bangkit dan perkembangnya Pusat Dokumentasi Sastra HP Jassin.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta Firmansyah ketika membuka bedah buku Indonesia-Malaysia Kembara Penyair Ikhtisas, Jumat (16/6/2023) di aula Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini Jakarta Pusat. Turut hadir Wakil Gubernur Sumbar diwakili Kepala Penghubung Provinsi Sumatera Barat di DKI Jakarta Aschari Cahyaditama, S.STP, M. Soc.Sc, Ph.D dan penulis/editor buku KIP Prof. Dr. Dato Kepten Hashim Yacoob dari Malaysia dan Sekretaris DPD SatuPena Sumbar Armaidi Tanjung.
Dikatakan
Firmansyah, hubungan Indonesia – Malaysia dalam dunia sastra bukan waktu yang
sebentar. Sastra Indonesia – Malaysia mempunyai induk yang sama yakni Melayu
Klasik. Sastra Melayu bisa menjadi titik pijak baru bagi kedua negara tersebut
untuk lebih memperkuat hubungan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai
Melayu Raya.
“Bedah
buku Indonesia-Malaysia merupakan gagasan yang baik sekali. Bedah buku ini merupakan
cerminan perkembangan peradaban sastra di ASEAN. Masyarakat sastra
Indonesia-Malaysia sama-sama berakar
dari nilai dan tradisi budaya yang sama. Sebagai negara serumpun,
masyarakat Indonesia-Malaysia memiliki semangat gotong royong dan tolong menolong
sejak dulu. Sastra menjadi media efektif mempererat persaudaraan
Indonesia-Malaysia,” kata Firmansyah.
Firmansyah
berharap, hasil bedah buku ini dapat didokumentasikan, dipublikasikan kepada
masyarakat dan disimpan di Pusat Dokumentasi HB Jassin ini. “Bedah buku
Indonesia-Malaysia ini merupakan wujud nyata perhatian kita bersama terhadap
pentingnya membangun kedalaman dalam
membicarakan persoalan-persoalan sastra
sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian terhadap sastra,” tutur
Firmansyah.
Bedah
buku menampilkan dua pembedah, Dosen UNJ yang juga sastrawan Dr. Helvy Tiana
Rosa dan Mantan Direktur Departemen
Pengembangan Bahasa dan Sastera Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dan Pakar
Bidang Penulisan Kreatif Majlis Sastera
Asia Tenggara (Mastera), Malaysia Dr. Abang Patdeli dengan moderator Swary
Utami. Peserta yang semula ditargetkan 100 orang, membludak hingga 150 orang.
Bedah
buku diakhiri dengan penampilan pembacaan puisi oleh Presiden Penyair Indonesia
Sutardji Calzoum Bachri yang sudah berusia 82 tahun pada 24 Juni 2023. Juga
tampil penyair lainnya seperti Jose Rizal Manua, Boyke Sulaiman, Octavianus
Masheka dan pembaca puisi paling muda Athena Qania Siregar yang masih berusia
10 tahun dengan puisi berjudul Komodo The Legend of Indonesia.
Ketua
DPD SatuPena Sumatera Barat Sastri Bakry menyebutkan bedah buku ini
diselenggarakan DPD SatuPena Sumbar. Buku yang dibedah kumpulan puisi yang
ditulis penyair Indonesia dan Malaysia. Ada tujuh penulisnya. Mereka adalah
Hamad Kama Piah, Sastri Bakry, Zaini Ujang, Zab Bransah, Radzuan Ibrahim,
Mohammad Hatta Shaharom dan Hasyim Yacoob.
“Saya
mengucapkan terima kasih kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI
Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang mengizinkan pelaksanaannya
disini. Ternyata bedah buku ini mendapat perhatian luar biasa, sehingga peserta
melebihi dari target panitia,” tutur Sastri Bakry.
Hadirnya
penyair-penyair yang ternama dalam bedah buku puisi ini memang patut
diapresiasi. Mereka meluangkan waktunya dan berkenan membaca puisi dihadapan
peserta.”Terima kasih kepada pembedah buku dan penyair yang tampil luar biasa,”
kata Sastri Bakry usai penampilan pembacaan puisi oleh para penyair.
Turut
memberikan laporan Ketua Panitia Bedah Buku KIP Pipit Senja.