Oleh: Lenrhose Santi, S.Pd, (Guru SMPN 5 Kota Pariaman)
Aku berkenalan dengan seseorang
di dunia maya lewat tulisannya. Tuilsannya tak sengaja Aku baca ketika membuka
facebook. Tulisannya membuat Aku tersentuh,
sehingga Aku mulai menghubungi dan berkenalan dengannya. Sebelumnya kami sama-sama
mengikuti kelas menulis buku antologi. Tapi Aku dan dia
hanya sebatas kenal di kelas antologi itu saja.
Suatu hari Aku membaca tulisannya yang begitu menggugah perasaan. Sebuah tulisan
yang ternyata berisi kisah nyata tentang seorang anak manusia yang bernasib
kurang beruntung dan menyedihkan. Aku benar-benar terharu dengan kisah itu. Aku
tiba-tiba tersentak, terharu dengan kisah seorang anak yang hidup miskin dan
tidak bisa hadir ke sekolah akibat tidak makan.
Suatu kisah
yang membuat Aku sadar bahwa di belahan bumi sana, ada banyak anak yang
seperti itu. Sementara disini, Aku bisa dikatakan
hidup berkecukupan yang tidak perlu memikirkan tentang makanan karena bisa mendapatkan
makanan yang aku suka. Sementara disana ada seorang anak yang tidak bisa makan
karena orang tuanya tidak bekerja disebabkan sedang sakit.
Hatiku
tersentuh lewat tulisan temanku itu. Dari situ akhirnya Aku berteman baik, padahal baru beberapa hari
berkenalan dengannya. Tetapi merasa sudah
berteman lama dengannya. Aku merasa dia sudah seperti saudaraku sendiri.
Terima kasih
sahabat yang sudah membuka mata hatiku untuk lebih peduli dan berempati dengan
orang lain. Itu hanyalah salah satu kisah dari sekian banyak kisah yang terjadi
di dunia ini. Tidak hanya satu kisah itu yang terjadi, tapi banyak kisah “intan” lain yang tidak
kita ketahui di
luar sana.
Semoga kita
semua bisa menjadi orang-orang yang peduli dengan nasib manusia lain di sekitar
kita. Banyak sekarang ini orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa
peduli dengan kehidupan orang lain. Semoga kisah “intan” ini membuat lebih peduli dengan keadaan orang-orang
di sekelilingku.
Terima kasih sahabat yang sudah
membuka mata dan menyentuh hatiku. Semoga
persahabatan kita berlanjut hingga akhir menutup mata. Walau diriku belum
pernah berjumpa denganmu, namun aku berharap suatu ketika Allah mempertemukan
kita di dunia dan di Jannah-Nya. Amiin ya rabbal ‘alamiin.