Sitinjausumbarnews.com - Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman harus kembali menghormati para ulama, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Ulama yang masih hidup didatangi sedangkan ulama yang sudah wafat makamnya diziarahi.
Demikian
diungkapkan Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pariaman Junaidi
Arif, SH Tuanku Sidi Mangkuto, Minggu (10/9/2023), pada pelantikan ke-X, Up Greading
dan Rapat Kerja (Raker) Pengurus Komisariat PMII Universitas Sumatera Barat (Unisbar),
di Pilhut Kemenag Kota Pariaman. Menurut Junaidi, PMII sebagai mahasiswa yang
berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah An Nahdliyah perlu kembali menziarahi
makam para ulama yang pernah mengembangkan dan menyebarkan Islam Ahlussunnah
Waljamaah di Kota Pariaman ini.
“Ada
beberapa makam ulama Islam Ahlussunnah Waljamaah yang bisa diziarahi. Diantaranya
makam Syekh Muhammad Nazir yang dikenal dengan Tuanku Nazir di Desa Kajai
Kecamatan Pariaman Timur, Syekh Muhammad Jamil, Buya Abdudrrahman, Buya Na’ali
di Desa Cubadak Mentawai dan sebagainya. Silakan agendakan kapan waktu yang
tepat untuk memulai ziarah ke makam para
ulama tersebut,” kata Junaidi.
Dikatakan
Junaidi, PMII sebagai mahasiswa yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah An
Nahdliyah harus terus meningkatkan fikrah
(pemikiran), amaliyah dan haraqah
(gerakan) dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dimulai dari fikrah, kemudian dilanjutkan dengan
amaliyah yang akhirnya melahirkan haraqah.
“PMII
merupakan ujung tombak mahasiswa dalam melakukan haraqah yang dapat membenteng generasi muda agar tidak terpapar
dari paham dan gerakan transnasional. Kita prihatin sudah mulai generasi muda Kota
Pariaman yang terpapar dengan paham transnasional yang dibungkus dengan simbol-simbol
agama,” kata Junaidi.
Untuk
itu, kata Junaidi, PMII harus makin banyak melakukan haraqah amaliyah Nahdlatul Ulama di tengah masyarakat. Sehingga ke
depan PMII menjadi garda terdepan dalam menjaga tradisi-tradisi yang sudah lama
tumbuh di masyarakat. “Jangan sampai anak-anak Kota Pariaman tercerabut dari
akar budayanya, yang dibenturkan dengan simbol-simbol agama. Sehingga tiba-tiba
sudah mulai ada budaya yang diimpor dari luar dan tidak sesuai dengan budaya masyarakat
Kota Pariaman,” kata Junaidi menambahkan.
Ketua
PMII Kota Pariaman Afrinaldi menambahkan, kader PMII di Kota Pariaman jangan
sampai apatis terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya. Tapi harus peka
terhadap perkembangan situasi dan zaman, sehingga kehadiran PMII memang
dirasakan oleh kader sendiri dan masyarakat tentunya. “Selain itu, kader PMII
jangan egois, hanya mementingkan diri sendiri. Sebagai aktifis harus pula
memperhatikan kepentingan banyak orang,” kata Afrinaldi menambahkan.
Acara
pelantikan diketuai Yatri Oktviadi, Sekretaris Amelia Fitri. Sedangkan Pengurus
Komisariat PMII Unisbar yang dilantik diketuai Ronaldo Jus Saputra dengan Sekretaris
Rahman Nurhakim. (*/r)