Sitinjausumbarnews.com -
Pemberian makanan tambahan (PMT) khusus bagi bayi dua tahun (baduta) dan bayi lima tahun (balita) yang mengalami kekurangan gizi sangat penting. Hal terlihat setelah PMT khusus diberikan, grafik berat badan baduta dan balita mengalami kenaikan yang signifikan.
Demikian
diungkapkan Wali Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman Desrial, Selasa (10/10/2023) kepada mahasiswa Jurusan Pengembangan
Masyarakat Indonesia (PMI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Imam Bonjol (UIN IB) Padang. Menurut Desrial, sebelum adanya
pemberian PMT khusus ini, Nagari Sintuak sudah melaksanakan PMT melalui program
nagari.
“Sedangkan
PMT khusus ini merupakan program Kementerian Kesehatan RI. Di Nagari Sintuak
ada 30 orang yang menerima PMT khusus. Mereka diberikan makanan tambahan yang
dibuat dari bahan-bahan lokal yang dimasak kader posyandu dan kader di Nagari
Sintuak,” kata Desrial.
Sekretaris
Nagari Sintuak Radelkha Adki menambahkan, PMT merupakan program pencegahan
stunting yang diderita bayi karena kekurangan isapan gizi. Di Nagari Sintuak
pencegahan stunting sudah dimulai sejak dari proses calon pengantin (catin).
Catin diberikan edukasi bagaimana mencegah jangan sampai anak yang dilahirkan
mengalami stunting. Kemudian pada baduta dan balita.
“PMT
khusus yang dilaksanakan ini pertama dari
Kemenkes. Pemberian makanan tambahan (PMT) dari bahan lokal seperti daun kelor yang
dijadikan sayur. Satu minggu setelah PMT khusus, anak ditimbang sudah naik
grafik berat bayi,” kata Radelkha Adki.
Radelkha
mengakui kendala yang ditemui di lapangan masih ada faktor orang tua yang enggan
memberikan makanan PMT khusus yang bergizi tersebut. Sehingga PMT tidak semata masalah
makanan, tapi juga diperlukan edukasi terhadap ibu si anak. “Termasuk bagaimana
membuat makanan yang bergizi dari bahan lokal dan murah. Nagari Sintuak sudah
membuat inovasi Nasi Secanting yakni Nagari Sintuak segera cegah stunting,” kata Radelkha.
Dosen
Pembimbing Studi Lapangan Kelas PMI-B Semester V Jurusan PMI UIN IB Padang
Armaidi menyebutkan, mahasiswa sengaja melakukan studi lapangan untuk melakukan
monitoring kebijakan stunting program dari Kementerian Kesehatan yang
dilaksanakan di tingkat nagari. Mahasiswa yang belajar teori di kelas, dengan
studi lapangan mendapatkan data, informasi dan pengalaman langsung dari pelaksanaan
kebijakan stunting tersebut.
“Banyak
informasi, data dan permasalahan stunting dari pelaksana dan masyarakat ini
diperoleh. Dengan penjelasan dari berbagai pihak terkait, baik dari Wali
Nagari, tenaga Puskesmas, kader posyandu, bhabinkamtibmas maupun pengamatan
lapangan. Kami semakin memahami bagaimana tidak sesederhananya sebuah kebijakan
di pemerintahan dikeluarkan dari Pemerintah Pusat hingga pelaksanaannya di
bawah, yakni masyarakat melalui perpanjangan tangan pemerintahan di nagari,”
kata Kosma PMI-B Semester V Arif Rahman hakim.
Penanggungjawab
Program Gizi Puskesmas Sintuak Yusneti.Amd.keb menyebutkan, program ini
berlangsung selama tiga bulan. Dimulai sejak 18 September hingga 18 Desember
2023 mendatang. “Harapannya dengan PMT khusus ini, angka stunting di Nagari
Sintuak bisa ditekan seminimal mungkin,” kata
Turut memberikan pengarahan Bhabinkamtibmas Sintuak Aipda Roi Martin, dan Penanggungjawab Program KIA Yuldiana.Amd.keb., Hadir Kader Posyandu Sintuak Asnimar Wiwit. Usai studi lapangan di lokasi pemberian PMT, mahasiswa PMI B UIN IB melanjutkan kunjungan ke Museum Perang Nagari Sintuak yang terletak di Korong Simpang Tigo Nagari Sintuak. Rombongan mahasiswa diterima pendiri Museum Perang Sintuak Rio Tampati Putra. (R)