Birmingham, Sitinjausumbarnews.com —Orang Tua dan komunitas muslim berperan sangat sentral dalam menguatkan literasi keagamaan bagi Gen-Z di Inggris sebagai penerus generasi muslim. Demikian dikatakan Dr. Mahmud bin Sayyed salah satu Dosen Muslim di University of Warwick Coventry - UK, saat interview dengan Tim Riset UIN Malang dan Universitas PTIQ Jakarta, pada Minggu (24/12) waktu Coventry.
“Keluarga dan komunitas muslim berperan sentral dalam menjaga dan memastikan _sustainability_ dakwah dan syiar Islam di Inggris bagi Gen-Z sebagai generasi penerus muslim penerus”, lanjut Mahmud Bin Sayyed.
Menurut Mahmud Islamofobia bukanlah satu-satunya tantangan terbesar bagi Gen-Z Muslim di UK dalam menjalankan aktivitas keislaman mereka.
Tim Riset UIN Malang dan Universitas PTIQ Jakarta kembali melanjutkan pengumpulan data riset dengan tema: "Religious Literacy and the Narratives of Religiosity of Gen-Z Muslims in Indonesia and the United Kingdom", melalui interview dengan mahasiswa (Gen Z) Muslim maupun orang tua mahasiswa di kota Coventry dan Birmingham.
Zakareya Alanisi, salah satu orang tua Gen Z asal Birmingham, mengatakan peran orang tua menjadi sangat penting dan bahkan prioritas bagi pendidikan dan pembelajaran keislaman Gen-Z di Inggris raya saat ini.
"Kalau para orang tua Muslim disini sudah punya bekal pengetahuan dan pendidikan keislaman yang cukup, itu akan menjadi benteng sekaligus pondasi kokoh atas pendidikan keluarga dan masyarakat muslim di Inggris", ujar Zakariya.
Salah satu gen-Z Muslim di Birmingham, Hamzah Kapadia, menyoroti pentingnya peran komunitas Muslim dalam pendidikan keislaman. Baginya, komunitas menjadi wadah penting untuk saling memperdalam ilmu agama, berbagi pandangan keagamaan, dan saling mengenal lebih dalam satu sama lain.
Hamzah melanjutkan, komunitas Muslim yang saya ikuti saat ini menjadi wadah bagi pertukaran pengetahuan dan pengalaman keagamaan, menciptakan ruang interaktif yang mendukung pembelajaran keislaman yang lebih kaya dan berdalam.
Devi Pramitha, salah satu anggota Tim Riset yang juga Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengatakan bahwa interview ditujukan untuk mendapatkan pemahaman mendalam bagi Generasi Z Muslim di Inggris akan pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam memahami identitas dan pandangan hidup (way of life) di tengah dinamika modernitas, termasuk Islamofobia.
Devi yang didampingi oleh Dito Alif Pratama Peneliti dari Universitas PTIQ Jakarta berharap output dan outcome dari riset ini adalah dapat membuka dialog konstruktif untuk terus mendukung upaya memperkuat pondasi keagamaan dalam menghadapi dinamika modernitas dan globalisasi bagi Generasi Z Muslim di Indonesia dan Inggris.
Riset yang mengambil lokus di Indonesia dan Inggris ini terselenggara atas support dan bantuan program Litapdimas, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI tahun anggaran 2023 untuk skema kolaborasi riset internasional.(Devi/Dito).