Jakarta, Sitinjausumbarnews.com—Inspektorat Jenderal tidak semata menjadi mitra pengawasan, tetapi juga problem solver dalam pengembangan inovasi dan diferensiasi pendidikan agama dan keagamaan. Pesan ini disampaikan Irjen Faisal Ali Hasyim saat berdiskusi dengan jajaran auditor dan pegawai Inspektorat Wilyah II, di Jakarta, Senin (6/5).
Menurut Irjen Faisal, jajaran Inspektorat Wilayah harus dapat menerjemahkan keinginan dan program prioritas Menteri Agama. Membidangi pengawasan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Inspektorat Wilayah II harus dapat menjalin hubungan strategis dan komunikasi yang baik untuk menjadi problem solver.
"Saya harapkan kehadiran Inspektorat Wilayah II ini bisa menjadi tempat curhat para Satuan Kerja (Satker) pendidikan kita. Untuk itu saya harapkan peran para Pengendali Teknis (Dalnis) untuk menjalin komunikasi yang baik dengan rekan-rekan kita, baik di pusat atau di daerah," ujar Faisal.
Sebagai contoh, Faisal mengaku beberapa kali melakukan kunjungan kerja ke madrasah dan perguruan tinggi keagamaan. Dia mendapat lembaga pendidikan binaan Kemenag itu ada yang masih kesulitan untuk menunjukan "warna yang berbeda" dengan lembaga pendidikan umum.
"Saya beberapa kali bertanya ke Kepala Madrasah, berapa anak-anak kita (siswa) yang sudah bisa khutbah Jumat, hafidz berapa Juz, atau yang mahir bersyiar (menjadi da'i), mereka kesulitan menjawab itu. Lantas apa nanti bedanya kita dengan lembaga pendidikan umum?" kata Faisal.
Irjen berharap Tim Itwil II bisa ikut concern memberikan masukan, bahwa diferensiasi Kemenag harus tergambarkan terutama di sektor Pendidikan Islam. "Sesuai visi Kemenag, bahwa menciptakan masyarakat yang saleh adalah tugas kita semua. Maka, kita sebagai lembaga pengawasan harus bisa memberikan nilai tambah itu sebagai wujud peran Inspektorat di Masyarakat," pungkas Faisal.
Inspektur Wilayah II Ruchman Basori merespons baik arahan Irjen Faisal. Dia menegaskan, Tim Itwil II akan responsive terhadap beragam isu strategis terkait mitra kerja, tidak semata pada soal pengawasan.
"Kami akan segera menindaklanjuti arahan Irjen dan terus berinovasi guna menjadi trusted partner bagi pengembangan Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Tinggi Keagamaan," kata Ruchman.
Kegiatan FGD Mengembangkan Strategi Pengawasan Pendidikan, kata Irwil II Ruchman Basori dilakukan untuk mendapatkan langkah-langkah strategis dalam mengoptimalkan fungsui pengawasan bidang Pendidikan.
Hadir lengkap 9 Dalnis dan para 61 Auditor (Auditor Pertama, Auditor Muda dan Auditor Madya), Kasubbag TU Itwil II Titi Purwanti dan para pegawai Itjen. (RB)