Sitinjausumbarnews.com - Pemerintahan Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman bertekad melestarikan permainan anak nagari melalui sanggar kesenian. Sanggar Kesenian Nagari Sintuak ini diharapkan mampu melestarikan berbagai kesenian dan budaya yang sudah ada selama ini.
Demikian
diungkapkan Wali Nagari Sintuak Desrial, S.Pd, Jumat (24/5/2024) malam usai
menyaksikan latihan Sanggar Kesenian Nagari Sintuak, di posko Tim PKK Nagari Sintuak
yang terletak di Korong Tembok Nagari Sintuak, persis di jalan raya Lubuk Alung
– Pariaman. Menurut Desrial, Nagari Sintuak memberikan apresiasi dan dukungan
penuh terhadap Sanggar Kesenian Nagari ini agar dapat menjadi wadah
berkreatifitas seni bagi anak-anak remaja di Nagari Sintuak.
“Alhamdulillah,
Sanggar Kesenian Nagari Sintuak memperkuat Nagari Sintuak dalam penilaian Anugerah
Desa Wisata Indonesia,” tutur Desrial didampingi Babhinkantibmas Sintuak Roi
Martin dan Wali Korong Tembok Decky Fernando, SE.
Dikatakan
Desrial, Sanggar Kesenian Nagari Sintuak langsung dibina Kasi Kesejahteraan Rakyat
(Kesra) Nagari Sintuak Fandi. Sehingga koordinasinya lebih maksimal dalam
menggerakan potensi anak-anak nagari terhadap pelestarian budaya.
Adapun
kesenian yang dilakukan antara lain randai, simarantang, pertunjukkan, musik talempong
dan saluang. Setidaknya lebih dari 20 anak-anak remaja tingkat SMP, SMA dan
mahasiswa yang aktif rutin latihan. “Insya Allah, minggu depan awal Juni 2024
kami shotting untuk tayang di TVRI Padang. Semua personil Sanggar Kesenian
Nagari Sintuak terus latihan agar bisa tampil maksimal,” kata Fandi
menambahkan.
Salah
seorang warga Nagari Sintuak yang juga pemerhati kebudayaan, Armaidi Tanjung,
menyebutkan, apa yang dilakukan Nagari Sintuak memfasilitasi pembinaan
anak-anak remaja untuk berkesenian adalah sangat tepat. Anak nagari sejak dini,
di bangku sekolah, diberikan ruang untuk melestarikan dan ikut aktif menjaga kesenian
lokal. Sehingga masih ada remaja yang paham dan pelaku kesenian.
“Kita
prihatin jika tidak ada lagi anak remaja di nagari yang mau menjaga kesenian
tersebut. Sehingga kesenian tersebut hilang akibat tidak ada lagi generasi yang
mau melakukannya. Padahal kesenian dan budaya itu merupakan identitas diri dari
masyarakat nagari tersebut,” kata Armaidi Tanjung, yang baru saja sukses
menyelenggarakan International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) kedua, pada
awal Mei 2024 lalu. (r)