Sitinjausumbarnews.com - Kecerdasan buatan (artificial Intelligence/AI) mendukung kreativitas dan pemberdayaan siswa SMK 8 Padang. Siswa dilatih untuk menciptakan karya dalam bentuk disain grafis, musik, melukis, dan menulis, dengan memanfaatkan AI sebagai media kreatif , namun sebagai sebuah kreativitas kita tetap harus hati- hati dengan memerhatikan etika, moral dan hukum.
Demikian
pesan Denny JA, penggagas dan pendiri Forum Kreator Artificial Intelligence (
KEAI) yang disampaikan tim fasilitator Sumbar yang terdiri dari koordinator KEAI, Sastri Bakry, sekretaris SATUPENA Sumbar, Armaidi Tanjung, penanggung jawab KEAI Goes
to School, Eka Teresia pada kunjungan ke
SMK 8 Padang, Senin 14 Oktober.
Siswa
SMK 8 yang mengikuti sosialisasi tentang AI ini terbatas hanya untuk OSIS/MPK (
Majelis Perwakilan Kelas) , kelas jurusan
TKJ ( Teknik Komputer Jaringan )
dan guru2 muda yang berjumlah 80 orang. Kali ini kunjungan tim baru
memberikan ilmu tentang literasi digital ( AI) menyangkut etika, moral dan
hukum. Karena materi pelatihan literasi digital ini cukup banyak mulai dari
pengenalan literasi digital hingga praktik digital.
Kepala
Sekolah SMK 8 Padang, Ita Desnatalia menyambut baik kunjungan tim tersebut
karena sesuai dengan era kecerdasan AI. Ita merasa khawatir melihat
perkembangan anak- anak yang canggih menggunakan aplikasi AI tapi lemah
memahami etika, moral dan hukum.
"
Saya berharap, kedatangan tim tidak hanya sekali ini memberikan sosialisasi
tentang AI tetapi juga workshop untuk siswa, agar mereka mampu bersaing dan
terlatih dengan kecanggihan, karena masih banyak yang belum memahami AI dengan baik, "
ujarnya
Lebih
lanjut Armaidi Tanjung menyampaikan
Forum Kreator Era Artificial Intelligence, meski baru didirikan di
Sumbar akhir bulan lalu tapi telah melakukan serangkaian kegiatan yakni
Orientasi KEAI, Seminar AI, dan sekarang KEAI Goes to School dan beberapa kegiatan
lain yang sedang berlanjut seperti mendorong kreator berkarya di bidang puisi
dan lagu. AI tidak hanya mempermudah proses penciptaan karya, tetapi juga dapat
menjadi alat untuk memperluas potensi dan daya saing suatu komunitas, terutama
dalam sektor seni grafis, pariwisata dan budaya.
Ia
mengajak para peserta untuk memanfaatkan teknologi AI ini secara maksimal, agar
dapat berkontribusi dalam memajukan sekolah mereka.
Para
peserta terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan dasar yang mencakup etika,
moral dan hukum. Para guru juga berharap praktik pembuatan musik, melukis, dan
menulis dengan asistensi AI bisa diikutkan dan dilakukan pada kunjungan
berikutnya. Rata-rata mereka belum memahami cara kerja AI selain karena
kemampuan keuangan yang masih rendah, fasilitas sekolah juga belum memadai.
Eka
Teresia sebagai penanggung jawab KEAI goes to school yang juga pegiat literasi GSMN Nasional
mengatakan dan berharap, agar para
kreator AI ini nantinya bisa menghasilkan karya yang tidak hanya bernilai estetis
atau artistik, tetapi juga mampu mempromosikan potensi sekolah mereka secara
lebih luas melalui platform digital yang sehat dan beretika,” ujarnya.
Menurut
Eka Teresia, kunjungan ke sekolah SMK 8 adalah langkah maju karena baru pertama
kali KEAI ke sekolah dan akan diikuti dengan sekolah- sekolah lain dengan mengajarkan materi tentang
literasi digital terutama keterampilan digital, etika digital, budaya digital,
moral dan hukum serta praktik digital. Kunjungan tersebut diakhiri dengan foto
bersama dan sekaligus melihat karya siswa membatik yang berkualitas tinggi dan
harga terjangkau.